7 Fungsi Feeler Gauge Beserta Pengertian, Komponen, Cara Kerja dan Menggunakannya

Biasanya pada setiap bagian kendaraan selayaknya mobil, terdapat adanya celah antara dua perangkat yang punya dimensi sama. Agar presisi, celah tersebut lazimnya diukur dengan memanfaatkan fungsi feeler gauge. Yakni sebuah perangkat khusus, yang banyak dimanfaatkan oleh para mekanik di bengkel.

Supaya lebih jelas mengenai fungsi feeler gauge tersebut, maka di sini akan diterangkan sejumlah ulasannya. Mulai dari definisi umum, fungsional, cara kerja, hingga teknis pemakaiannya pada kendaraan, sebagai berikut:

gambar feeler gauge
sumber: tokopedia.com

Apa Itu Feeler Gauge?

Sebelum membahas lebih jauh terkait fungsi Feeler Gauge maka lebih tepat jika memahami definisinya terlebih dahulu. Tujuannya, supaya tahu gambaran lebih jelas mengenai seperti apa sebenarnya perangkat mekanik multifungsi ini.

Secara sederhana, feeler gauge adalah perangkat yang dipakai oleh seorang mekanik dalam mengukur celah atau titik pertemuan antara komponen-komponen yang saling berhubungan di kendaraan. Semisal pada bagian klep, katup mesin, atau yang lainnya.

Bentuk fisik yang dapat diamati dari feeler gauge ini adalah berupa lempengan atau lembaran besi baja berukuran sama, dengan tingkat ketebalan berbeda-beda. Itu digunakan untuk standarisasi ketebalan celah yang ada pada perangkat kendaraan.

Ukurannya dimulai dari yang tertipis 0,01 mm, sampai dengan yang tebal sekira 1 mm. Ukuran inilah yang kemudian dijadikan patokan penyetelan, baik untuk menambah atau mengurangi, maupun untuk mengembalikan ke setelan standar awal atau pabrikan.

Komponen Feeler Gauge yang Menciptakan Kinerjanya

Selanjutnya, agar fungsi feeler gauge bisa optimal, maka pada perangkat ini terdapat pelbagai macam komponen. Yakni terdiri dari bagian penting yang saling terintegrasi di bawah ini:

  • Part Ini merupakan bagian lembaran yang utama, dan dipergunakan sebagai pengukur celah. Bagian ini yang diarahkan secara langsung pada saat mekanik menghitung celah pada perangkat kendaraan.
  • Angka Penunjuk. Untuk bagian ini sendiri merupakan penanda ketebalan dari jenis feeler yang digunakan oleh mekanik. Biasanya tercetak di bagian tengah lempengan, sehingga mudah terbaca oleh mekanik yang hendak melakukan pengukuran.
  • Bagian Poros. Selanjutnya, untuk bagian poros ini lebih difungsikan sebagai tempat penyatuan antara pelbagai macam ukuran Sehingga pemakaiannya lebih praktis, dan mudah untuk dilakukan penyimpanan dan pembersihan oleh mekanik.

Baca Juga: Fungsi Kunci Pas, Pengertian, Cara Menggunakan dan Merawatnya

Fungsi Feeler Gauge pada Kendaraan

Berikutnya, perlu untuk dipahami, bahwasanya fungsi feeler gauge pada kendaraan lumayan kompleks. Khususnya pada fungsi pengukuran celah yang dapat dijabarkan secara lebih rinci berikut:

1. Alat Pengatur Celah Busi

Seperti pada kelazimannya, pada kendaraan bermotor atau mobil terdapat perangkat yang disebut dengan busi. Perangkat ini di dalamnya memiliki bagian platina yang punya fungsi intens dalam mengatur besar kecilnya listrik yang dihasilkan.

Ketika celah platina pada busi tersebut cukup longgar maka biasanya aliran listrik yang dapat dihasilkan cenderung kecil. Sebaliknya jika celahnya sempit, maka semakin kuat pula alirannya. Mengenai hal tersebut, ada ketentuan standar yang menjadi patokan mekaniknya.

Sehingga dengannya, secara lazim seorang pekerja bengkel akan memakai feeler gauge untuk mengatur setelan platina busi ke posisi ideal. Tujuannya supaya listrik yang dihasilkan darinya bisa optimal.

Tidak lain karena ketika setelan tersebut kurang sesuai, semisal terlalu lebar, maka dapat mengakibatkan pelbagai macam permasalahan. Salah satunya adalah listrik yang terlalu minim, sehingga kendaraan mobil jadi sukar untuk dihidupkan.

2. Alat Pengukuran Klep

Pada sebuah kendaraan yang bertenaga motor, biasanya terdapat klep. Yakni sebuah katup yang difungsikan sebagai pintu, atau pengatur keluar dan masuknya gas pembuangan pada sistem kerja kendaraan.

Setelah pemakaian yang cukup lama, biasanya kleb tersebut mengalami perubahan dari setelan awalnya. Ini diakibatkan oleh banyak faktor. Selain karena tergeser oleh pemakaian, hal ini juga bisa terjadi akibat proses pemuaian alamiah ketika suhu pada kleb berubah akibat gas buangan.

Biasanya, untuk mengembalikan performa dari kleb agar kembali ke posisi semula, seorang mekanik akan memakai feeler gauge tadi. Yakni dengan merujuk standar ukuran yang ditentukan pabrikan, atau dengan menyesuaikan setelan gas buangan yang dirasa lebih optimal.

3. Alat Standarisasi Kerataan Kepala Silinder

Penting untuk diingat, bahwa pada sebuah mesin kendaraan terdapat perangkat yang disebut dengan kepala silinder. Bagian ini punya fungsi vital sebagai penutup silinder mesin. Sekaligus memegang peranan sebagai tempat dudukan busi dan juga zona pembakaran.

Pada ketentuannya, kepala silinder ini harus diukur kerataan supaya pembakaran dan kinerja lainnya dapat optimal. Pasalnya, bila kurang rata maka akan mengakibatkan pelbagai gangguan pada kinerja kendaraan yang dipergunakan.

Sebagai contoh, apabila kepala silinder mengalami masalah pembengkokan maka akan menyebabkan kompresi yang ada jadi melemah. Akibatnya pembakaran pun tidak bisa maksimal seperti sedia kalanya.

Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, para mekanik memanfaatkan adanya perangkat feeler gauge. Karena selain praktis dan bisa menjangkau celah, perangkat ini juga disertai dengan skala standar yang mudah untuk dibaca pengguna.  

4. Alat Pengukur Rata Tidaknya Blok Silinder

Pasca pemakaian kendaraan yang cukup lama, apalagi setelah melakukan perjalanan yang jauh, maka potensi overheating cukup besar. Jika diamati, hal ini bisa mengakibatkan gangguan, salah satunya menyebabkan bagian blok silinder jadi kurang rata.

Apabila oleh pengguna kendaraan dibiarkan, maka ini bisa menyebabkan kendala pada sistem pembakaran. Yakni menjadikan kinerja tidak optimal dan bisa berujung keborosan, atau yang lebih komplek lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka biasanya para mekanik akan melakukan perbaikan dan penyetelan kerataan ulang. Yaitu dengan memanfaatkan feeler gauge untuk mengembalikan ke setelan awal seperti yang dianjurkan pabrikan.

5. Alat Ukur Standar Celah Ring Piston

Selanjutnya feeler gauge juga berfungsi pada pengukuran standar di celah piston. Lantaran untuk dapat bekerja secara optimal pada kinerja pembakaran kendaraan, bagian ini harus terukur dengan skala tertentu.

Khususnya terkait arus kompresi campuran bahan bakar dengan udara. Apabila celah tersebut terlalu longgar maka kebocoran tidak dapat dielakkan oleh pengguna. Maka akibatnya dapat membuat kendaraan mengalami keborosan dan tidak baik dalam jangka waktu panjang.

Sebaliknya, apabila celah yang terdapat pada ring piston tadi terlalu kecil, maka yang terjadi adalah arus kompresi jadi mengalami kemacetan. Ini pun menjadikan sistem pembakaran jadi tidak berjalan secara optimal. Sehingga memberikan efek kinerja yang memberatkan.

6. Alat Pengatur Celah pada Bagian Pompa Oli

Keenam pada setiap kendaraan terdapat bagian urgent yang disebut dengan pompa oli. Bagian ini punya fungsi intens untuk menyalurkan oli ke setiap bagian yang perlu dilumasi pada kendaraan. Sehingga jika mengalami kerusakan, bisa menyebabkan ambatan.

Salah satu masalah yang sering terjadi di celah pompa oli ini adalah setelannya yang terlalu sempit. Sehingga bila tidak disetel ulang, menyebabkan aliran oli tidak sempurna. Akibatnya kendaraan yang digunakan akan lebih mudah mengalami kepanasan pada mesinnya. Atau yang lebih dikenali istilah mekanik sebagai overheating.

Dari kejadian tersebut, untuk menghindari overheating atau permasalahan yang lebih lanjut, maka biasanya mekanik memakai feeler gauge untuk penyetelan ulang. Sehingga celah antara pompa oli dapat distandarisasi, dan tidak menyebabkan gangguan.  

7. Alat Pengukur Celah Kontak Platina

Terakhir, perlu untuk diketahui bahwa pada kendaraan terdapat celah platina yang berkaitan erat dengan sistem kelistrikan. Sama halnya dengan yang terdapat pada busi, semakin renggang maka listrik yang dihasilkan akan semakin sedikit. Demikian pula jika sebaliknya, akan semakin besar jika semakin sempit celahnya.

Namun demikian, untuk pengaturan celah platina sendiri tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Akan tetapi harus dilakukan dengan merujuk standar yang dianjurkan oleh pabrikan, Supaya kinerja kelistrikan yang ada pada perangkat tidak mengalami ambatan.

Maka dari itulah, para mekanik kerap memakai feeler gauge untuk menyelesaikan permasalahan ini. Lantaran ideal untuk mengukur ketebalan celah platina, merujuk pada beragam skala ketebalan yang disediakan.

Ketahui Juga: Valve Spring Compressor: Pengertian, Fungsi, Cara Menggunakan dan Merawatnya

Cara Kerja Feeler Gauge yang Harus Dipahami

Lebih lanjut lagi, ketika membicarakan fungsi feeler gauge yang kompleks di atas, maka memunculkan pertanyaan tentang cara kerjanya. Mengenai hal ini, maka ada mekanisme khusus yang berlaku pada pengukuran ketebalan celah perangkat yakni feeler ditempelkan pada bagian celah perangkat. Kemudian mekanik bisa membaca skala ketebalannya.

Ini berbalik jika feeler dipergunakan untuk mengurangi atau memperbesar celah sesuai standar pabrikan atau yang diinginkan. Maka mekanismenya, mekanik harus melihat skala penunjuk dahulu untuk menentukan jenis feelernya. Baru kemudian, menyelipkan lempengannya pada celah yang dimaksud, untuk memperbesar atau mengecilkan ukurannya.

Cara Menggunakan Feeler Gauge untuk Mengatur Ulang Ketebalan Celah

Apabila pengguna ingin mendapatkan fungsi feeler gauge yang optimal pada kendaraan, maka penerapannya tidak boleh dilakukan sembarangan. Melainkan harus mengikuti prosedur teknis yang diterangkan di bawah ini:

  • Mula-mula, bersihkan dahulu bagian feelernya dengan menggunakan kain halus dari noda atau debu yang menempel. Supaya hasil pengukuran ketebalannya akurat sesuai skala. Lantaran perbedaan antara satu ukuran dan yang lain sangat tipis, sehingga jika terhalang debu, akurasinya bermasalah.
  • Selanjutnya, untuk menghindari adanya goresan atau kerusakan pada feeler dan untuk mempermudah pemakaiannya, maka lumuri dengan pelumas. Khususnya sebelum menempelkan feeler pada perangkat yang akan diatur ulang setelannya.
  • Jika sudah, maka pilih salah satu jenis feeler yang hendak dipergunakan. Caranya dengan membaca keterangan pada standar ukuran celah yang disarankan oleh pabrikan atau keinginan. Kemudian menentukan ukuran feeler dengan membaca skala tersedia.
  • Setelah itu tinggal tempelkan bagian ujung lempengan atau tengah feeler pada celah yang dilakukan penyetelan. Baru kemudian atur perangkatnya.
  • Jika feeler tidak dapat masuk ke celah, maka tinggal longgarkan perangkat. Sebaliknya jika terlalu longgar, maka tinggal setel sempitkan.
  • Kemudian, perlu untuk diingat bahwa saat melakukan pengaturan feeler ini usahakan tidak terlalu memaksakan kehendak. Semisal jika celah terlalu sulit atau sempit untuk dijangkau. Lantaran jika dipaksakan, hal tersebut justru membuat feeler jadi bengkok dan mengalami kerusakan.
  • Setelah mendapatkan ukuran yang sesuai, maka cabut feeler dari celah dengan gerakan yang halus dan pelan supaya tidak menimbulkan kelecetan.
  • Terakhir, lakukan selalu pembersihan menggunakan pelumas dan kain halus pasca pemakaian. Baru kemudian feeler siap kembali untuk disimpan.

Demikianlah tadi serangkaian informasi yang dapat diberikan terkait fungsi feeler gauge beserta hal-hal teknis yang berkaitan dengannya. Perangkat ini memang terbilang sederhana, namun sangat penting untuk digunakan, khususnya dalam mengatur posisinya celah di kendaraan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *